Dwyane Wade Marah
Setelah 13 tahun bersama Miami Heat, Dwyane Wade bergerak dari satu-satunya klub NBA yang ia tahu. Dan sementara hubungannya bersama Heat tidak berakhir seperti yang ia inginkan, Wade mengungkapkan ia tidak memiliki apa pun tetapi cinta untuk tim dan presiden timnya, Pat Riley.
Wade berbicara kepada wartawan untuk pertama kalinya sejak ia mengumumkan keputusannya bergabung bersama Chicago Bulls. Ia ditanya mengenai hubungannya dengan Riley dan ketegangan di antara keduanya selama periode negosiasi bebas agen.
“Ada banyak hal yang bisa diungkapkan tentang aku dan Pat. Yang pertama, aku mencintai Pat Riley. Ia telah menjadi seseorang yang menjadi panutan dalam hidupku sejak aku pertama kali di sini di usia 21 tahun. Tetapi di waktu yang sama, ia memiliki pekerjaan yang harus ia lakukan,” katanya.
Menurut dia, Ia memiliki topi berbeda yang harus ia kenakan. Topi itu kadang-kadang bukan menjadi teman baikku. Topi itu adalah presiden dari klub dan seorang pebisnis. Dan itu mengesalkan. Karena kau mencintai seseorang dengan baik, saling mencintai, tetapi sisi bisnis pun keluar,” ungkap Wade.
Wade yang merupakan wajah Heat dan memimpin Heat meraih gelar NBA tiga kali, mengakui bahwa ia marah kepada klub untuk bagaimana klub menangani proses bebas agensinya, tetapi ia mengatakan bahwa ia memahaminya bahwa itu adalah hanyalah bisnis.
Wade tidak berhubungan langsung dengan Riley selama proses negosiasi bebas agensi, tetapi kedua sisi dilaporkan telah membuka komunikasi selama periode tersebut.
Wade, NBA All Star 12 kail, menolak kontrak dua tahun yang ditawarkan Miami senilai $40 juta dan lebih memilih bergabung bersama Bulls awal pekan ini. wade sepakat dengan kontrak dua tahun senilai $47 juta bersama Chicago Bulls.
Heat dengan anggun mengantar kepergian Wade dengan mempublikasikan rasa terima kasih mereka atas jasa-jasa wade dalam satu halam penuh di surat kabar. Wade mengatakan ia tersekat ketika ia melihat iklan tersebut, dan mengakui bahwa keputusan tersebut telah sangat sulit baginya.
“Sekarang ini bukanlah waktu yang mudah bagiku dan keluargaku. Aku takut untuk membuat langkah seperti ini. Tetapi untuk pulang dan bermain bersama Chicago adalah sesuatu yang selalu aku impikan sejak aku masih anak-anak. Cukup keren rasanya mampu membuat pilihan seperti itu. Kau lihat Kevin Durant membuat pilihan untukku,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, jika LeBron James membuat pilihan untuk dirinya sendiri. Kau seperti terbunuh oleh hal itu, tetapi di akhir hari, jika kau mencintai pemain itu, pribadinya, maka kau akan ikut senang bahwa mereka mampu membuat pilihan tersebut dan bahwa mereka bahagia dengan pilihan yang mereka buat.
Category: Bola Basket